Sabtu, 21 Februari 2009

Mengenang Jiwa-jiwa Orang Beriman

Alukusio

Legio Mariae Ratu Para Saksi Iman Kota Baru

1 Januari 2008

Mengenang Jiwa-jiwa Orang Beriman dalam Keabadian Surga

Sugeng Kondur, romo yang baik. You are my good teacher, you are my good friend, but, above all, you are my inspiration. The inspiration of how to live the life. Selamat mengiringi misa requiem Sri Paus di Sorga sana dengan jari-jarimu di atas tuts. Aku ingin jadi tukang parkir saja kalau sorga memerlukannya, sebab mungkin belum ada sampai jumpa lagi -- Rudi Hardono, Pr -

Selamat jalan Romo M. Sampai jumpa di tanah terjanji. Sekarang kami berdoa untuk Romo. Dan kalau Romo sudah bertemu dengan Tuhan, doakan kami semua. Salam dan doa dari kami semua, teman-teman Romo – E. John Paul Tarigan –

Saya terharu,
Saya tidak tega lihat foto yang dikirim Putut kemarin. Saya ingat nabi Ayub dan hari ini Tuhan berkenan memanggil Romo M. Tuhan terimalah dia di sisi-Mu. Berilah kekuatan untuk keluarganya, banyak sekali teladan baik yang telah Romo M berikan kepada kami semua. Selamat jalan Romo. Selamat bertemu dengan yang empunya hidup. Selamat istirahat dalam damai. Selamat bertemu dengan saudara-saudara Romo yang telah lebih dulu dipanggil Tuhan.
Romo, bila bertemu Bapa, ingatlah kami yang masih di dunia. –HB.Sapto Nugroho--.

Bacaan 2 Kor 4: 14 – 5:10 Hari Arwah Semua Orang Beriman.

A. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus
§ Paulus tidak menyampaikan secara langsung kepada Korintus, tapi ia menitipkannya pada Titus. Maklum saat itu,Paulus dan Jemaat Korintus baru mengalami pertikaian, perpecahan. Tidak damai.
§ Surat itu berupa surat rujukan untuk jemaat Korintus.
Isi Rujukan : Supaya tidak tawar hati dalam menghadapi hidup. Ia menawarkan sebuah keyakinan iman yang semakin mendalam kepada Yesus Kristus. Itulah sebabnya Paulus sendiri tidak putus asa dalam penderitaan karena ia mempunyai harapan akan kekuatan dan kuasa Allah. Penderitaan itu bahkan mengubah dirinya dalam kemuliaan. Intinya adalah adanya Pembaharuan Batin (Keyakinan iman akan Yesus Kristus yang semakin mendalam).


Sementara berhubungan dengan hari Arwah yang kita peringati esok hari yaitu 02 November 2006, dimana jiwa-jiwa orang hidup telah kembali kepada pencipta abadi, kita kenangkan dan doakan mereka. Bahwa setiap manusia mengalami kematian itu benar dan pasti. Kita akan mati. Tapi tak tahu kapan itu terjadi?. Kita tidak pernah bisa mengetahuinya.
Aneh.......Apakah kematian itu aneh?

Memang, Rasanya tidak adil bahwa kita harus kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Dan rasanya kematian itu menyedihkan bagi kita yang ditinggalkan. Saya teringat saat lebaran kemarin. Rasa kehilangan orang yang disayangi begitu saya rasakan. Sewaktu nenek masih hidup, lebaran adalah saat istimewa bagi keluarga kami untuk datang berkunjung ke rumah nenek (satu keluarga), Jalan kaki. Sesampai di rumah nenek, kami selalu membuat acara istimewa dengan keluarga lain. Meskipun kami Katolik sendiri, tapi kedekatan dengan nenek amat terasa bagi kami.

Lebaran kemarin sepi. Ada yang kurang. Meskipun saudara-saudara datang, tetapi kami tetap tak bisa berjumpa dengan nenek. Sadarlah saya, bahwa nenek telah meninggal. Tapi, meskipun nenek telah tiada tapi kehadirannya masih terus saya rasakan.

Mari kita lihat, bayangkan peristiwa di Baturaden. Ibu hamil, anak-pemuda, bapak meninggal tanpa di duga. Tiba-tiba. Amat gampang, kematian itu ada. Kebahagiaan berganti tangis, banjir air mata serta jeritan histeris membuat rasa perasaan kitapun tak tega melihatnya.
Tapi apakah kita akan menghindari kematian? Pasti tidak. Kematian bukan peristiwa yang perlu dihindari/takuti. Melainkan diterima/dilakoni sebagai bagian dari perjalanan hidup kita. Kematian sebagai bagian rencara Tuhan.

Satu keyakinan kita bahwa Bagaimana pun di dalam peristiwa itu ada Tuhan. Tuhan punya rencana yang melampaui umur hidup manusia di atas bumi. Dan kita mesti melihat kematian sebagai rencana Tuhan. Keyakinan Paulus sendiri bisa kita teladani bahwa Ia amat yakin bahwa Allah mampu membangkitkan hidup dari kematian. (Terjadi dalam Yesus Kristus). Kitapun mesti yakin bahwa kematian bukan hal yang buruk bagi orang yang mati itu sendiri.
Kita hening sebentar...mendoakan jiwa saudara-saudara, teman, keluarga yang telah mendahului kita. Semoga jiwa-jiwa arwah orang beriman diterima dalam kebahagiaan kekal bersama Bapa di Surga. Dan semoga kitapun senantiasa dilimpahi berkat oleh Tuhan dalam melakoni peziarahan kita di dunia (Pendamping Rohani, Tri Kusuma)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar