Sabtu, 21 Februari 2009

Bunda Maria, Penjaga Pintu Surgawi


Alukusio
Legio Maria Ratu Para Saksi Iman Kota Baru
04 Oktober 2006


Bacaan : Luk 1 : 46 – 56 “Nyanyian Pujian Maria”

Ya, Kata itu terlontar dari mulut Maria atas kesanggupanNya menerima Roh Kudus dalam diriNya. Istilah latinnya fiat. Jawaban Maria setidaknya memberi inspirasi bagi kita untuk juga menanggapi segala sesuatunya dengan “Ya”.

Dalam rahim Marialah Sang Sabda menjadi Daging!. Maria mau menanggapinya dengan tulus. Fiatnya terlontar :”Jadilah padaku menurut perkataanMu itu”. (dalam bab sebelumnya). Ia mengungkapkan fiatnya dalam iman. Menyerahkan diri kepada Allah.
Keterlibatan Maria dalam mengandung Yesus, melahirkan, membesarkan, dan menghadapkannya kepada Bapa di Kenisah, serta ikut menderita dengan PuteraNya yang wafat di kayu salib, Ia sungguh istimewa bekerja sama dengan karya juru selamat, dengan ketaatannya, iman, dan pengharapan serta cinta kasihNya yang berkobar.
Ya-Nya adalah bentuk keterlibatannya dalam karya keselamatan.
Nah, peran Maria dalam keselamatan bagaimana : Memang tidak lepas dari Yesus sendiri. Ia melahirkan juru selamat, Yesus, dan berkat Yesus, Maria turut terlibat dalam karya keselamatan. Peran Maria dalam karya penebusan berkisar pada tugasnya sebagai ibu Yesus. Partisipasi lain tampak dalam saliib Kristus.

Gambaran Maria tampak jelas dalam kidung pujian Marianya. Ia amat mengagungkan Allah yang telah berkarya dalam dirinya. Setidaknya kitapun bisa belajar dariNya: Apa yang bisa kita belajar:
1. Kesediaan Maria menjadi tempat lahirnya Yesus, Juru selamat. Bagaimana dengan kita? Apakah kitapun telah bersedia menjadi tempat Allah dalam mewartakan keselamatan bagi orang lain? Atau kita cenderung mengabaikannya?
2. Kesetiaan Maria dalam mengikuti Kristus.
3. Kelemahlembutan Maria adalah cinta dan belas kasihan. Ia amat memiliki kasih sayang.
Perawan Maria menempatkan dirinya di antara PutraNya dan manusia. Semakin berdosa kita, semakin besar kelemahlembutan dan belaskasihan yang ia berikan bagi kita
Yesus, anaknya yang menyebabkan Maria meneteskan paling banyak air mata adalah anak yang paling dicintainya. Tidakkah seorang ibu senantiasa bergegas menolong anaknya yang paling lemah dan paling rentan terhadap bahaya? Tidakkah seorang dokter di rumah sakit lebih memperhatikan mereka yang menderita sakit yang paling serius? Hati Bunda Maria begitu lemah lembut terhadap kita, hingga andai saja hati segenap ibu di seluruh dunia digabung menjadi satu akan serupa sekeping es saja dibandingkan dengan hatinya. Lihat, betapa amat baiknya Perawan Tersuci! Hambanya yang mengagumkan, St. Bernardus, biasa menyapanya, “Salam bagimu, Maria”. Suatu hari, Bunda yang baik ini menjawabnya, “Salam bagimu, puteraku Bernardus.” Mungkin kita juga??????

Semua orang kudus memiliki devosi yang mendalam kepada Bunda Maria; tak ada rahmat datang dari surga tanpa melalui tangan-tangannya. Kita tak akan dapat masuk ke dalam rumah tanpa berbicara kepada penjaga pintunya; nah, Perawan Tersuci adalah penjaga pintu Surgawi.
Segala yang diminta Putra dari Bapa diberikan kepada-Nya. Segala yang diminta Bunda dari Putra, demikian juga, diberikan kepadanya. Jika kita menggenggam sesuatu yang harum, maka tangan kita akan mengharumkan apa saja yang disentuhnya: biarlah doa-doa kita melewati tangan-tangan Perawan Tersuci; ia akan mengharumkan doa-doa kita. Aku pikir bahwa pada akhir dunia Perawan Tersuci akan sangat tenang dan damai; tetapi sementara dunia berakhir, kita menarik-nariknya ke segala penjuru …. Perawan Tersuci bagaikan seorang ibunda dengan begitu banyak anak - ia terus-menerus sibuk memeriksa dan memelihara anak-anaknya satu persatu (Pendamping Rohani, Tri Kusuma)

1 komentar:

  1. sungguh alukusio yang sangat menyentuh dan senang membacanya,terima kasih boleh berbagi disini

    BalasHapus