Rabu, 18 Februari 2009

Selamat datang perpisahan dari kesunyian kepada malam


Ini adalah cerita pengharapan yang datang dari sebuah perjumpaan atau bahkan tepatnya telah menjadi sebentuk persahabatan. Agar kamu percaya bahwa dalam perjumpaan atau persahabatan itu ada sebuah pengharapan.
Seperti menuliskan kata-kata di atas selembar kertas. Tanganku bergulir merangkai kata yang terbaik untukmu. Kendati tak sedemikian baik tulisanku, namun inilah goretan hatiku yang tersisa darimu. Inilah rajutan kata untukmu, Agar kau tahu bahwa dibalik tulisan itu, ada segenggam indahnya kenangan. Sesaat ku hentikan tanganku menulis. Kubaca “selamat datang perpisahan dan semoga bukan kesedihan yang tersisa dari indahnya persahabatan”. Kendati tak begitu kuharapkan, tetapi toh tak bisa lagi ku elakkan.
Seperti alur narasi cerita fiksi yang mengalir merangkai secarik mimpi. Tak jauh berbeda kiranya kebersamaan ini mengalir tanpa memikirkan harus kemana berakhir. Hidup telah ada dan selalu ada untuk kita hidupi. Aku menyadari itu sepenuh-penuhnya. Toh kehidupan tetap menjadi milik kita. Dan kebersamaan telah mengisinya.
Dalam hal ini tidak ada teknik manapun yang dapat membendungnya. Inilah asal-usul sebuah persahabatan sejati dari kepenuhan hati. Kebersamaan yang sungguh menyisakan mutiara berharga. Dengan denyut, bukannya datar, dengan basah, bukannya kering, dengan rasa adalah isi perjalanan yang mengagumkan. Dan sungguh bahwa itu benar.
Mungkin benar bahwa pertemuan mengantarkan perpisahan. Perpisahan tak begitu jauh dengan kesedihan. Tapi bukan itu yang kumaksud. “perpisahan bukanlah duka meski harus menyisakan luka”, sepenggal syair Bersama Bintang; Drive menentramkanku. Agar kamu tahu bahwa kamu bukanlah milik ku seorang. Dan kebahagiaan itu akan selalu datang.
Ini adalah cerita pengharapan yang datang dari sebuah perjumpaan atau,bahkan tepatnya telah menjadi, sebentuk persahabatan. Agar kamu percaya bahwa dalam perjumpaan atau persahabatan itu ada sebuah pengharapan.
Penulis novel Celestine Prophecy bilang ”bahwa semua kejadian mengandung makna”, dan bagiku itu benar Hanya saja untuk sampai pada penemuan makna, perlulah usaha memaknainya. Dalam perjalanan, di rumah, di kantor, dan di tempat mana pun kita berada. Ada makna yang bisa kita rasa. Teristimewa adalah saat-saat kebersamaan kita. Saat bergulat meraih cita-cita dan segenggam hasrat untuk taklukan dunia
Selamat datang perpisahan dan hadirlah kembali bersama kebahagiaan yang tersemat sepanjang jalan. Sungguh, aku menghargai dan memaknainya penuh arti. Biarlah pengalaman kebersamaan terbingkai dalam sebuah refleksi sederhana. Yang mengundang kerinduan untuk selalu mengingatnya. Ijinkan aku memiliki bingkai sederhana atas kebersamaan kita. Dan biarkan itu menjadi hartaku yang berharga. Karena sayang, bila keindahan itu berlalu tanpa sisa.Selamat datang perpisahan dari kesunyian kepada malam. Semoga angin membawakan kerinduan yang tak pernah usang. Inilah awal kisah untukmu, yang mencoba berjuang dalam gerak langkahnya kehidupan, dari sebuah novel Susana Tamaro:
“dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu dan kau tak tahu jalan mana yang harus diambil janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat. Tariklah nafas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernafas di hari pertamamu di dunia ini. Jangan biarkan apapun mengalahkan perhatianmu, tunggulah dan tunggu lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetapi hening, dan dengarlah hatimu. Lalu ketika hati itu berbicara, beranjaklah dan pergilah ke mana hati membawamu”

Selamat jalan sahabat semoga “indahlah perjalanan”Kentungan, 30-31 Agustus 2007

22.45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar